Pandemi covid-19 tak menyurutkan semangat Pengurus Besar Karate-Do TAKO untuk membina para atlet, pelatih dan wasit juri yang dinaunginya. Bertempat di Caringin, Kabupaten Bogor, PB TAKO menggelar Seminar Gashuku dan Ujian Kenaikan Tingkat, 11-13 Desember 2021.
Tercatat ada 165 peserta dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi dan Pekanbaru yang mengikuti
kegiatan kali ini. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PB Karate-Do TAKO Indonesia, Nurdin Tampubolon, pada Sabtu (11/12/2021).
Turut hadir mendampingi Nurdin Tampubolon, Sekjen PB TAKO Indonesia, Joseph Hutabarat, Ketua Dewan Guru Karate Do TAKO Indonesia, Effendi Sirait, Dewan Guru M Halomoan Teguhsi yang merupakan anak pendiri TAKO Indonesia Suhu Syahrun Isa, Anthony Simanjuntak, Ketua Pengprov DKI Perguruan Karate Do TAKO Indonesia, Prista Tarigan, Pengurus PB TAKO Indonesia Randy Monthonaro Tampubolon, Dimpos Giarto Valentino Tampubolon dan Tommy William Tampubolon.
Dalam sambutannya saat membuka secara resmi Seminar Gashuku dan Ujian Kenaikan Tingkat PB Karate Do TAKO 2021, Ketua Umum PB TAKO Nurdin Tampubolon mengatakan untuk kemajuan TAKO dibutuhkan masukan yang komprehensif dan kritik yang membangun namun bukan yang bersifat memprovokasi.
Nurdin Tampubolon yang juga Tim Ahli Wakil Presiden menekankan Gashuku adalah sebuah pembelajaran yang juga harus dimaknai untuk mempererat silaturahmi.
“Untuk kemajuan Tako dibutuhkan masukan-masukan yang komprehensif, kritik-kritik yang membangun tetapi bukan kritik kritik yang bersifat memprovokasi dan lain-lain,” kata Nurdin Tampubolon.
“Saya pernah kuliah dan training di Jepang 1 tahun lebih itu, jadi Gashuku ini artinya adalah pembelajaran bersama di suatu tempat dan bukan di kantor, bukan di rumah tetapi di suatu tempat. Apa itu di hotel, apakah di taman, apakah itu ada habisnya. Mereka seperti itu, Kenapa dilakukan Gashuku ini supaya mempererat silaturahmi. Gashuku itu mempererat antara satu tujuan yang akan dipenuhi atau yang ingin dicapai untuk mencapai soliditas dari masing-masing komponen ataupun orang yang ikut di acara itu gashuku itu,” imbuhnya.
Selain itu, sambung Nurdin Tampubolon, Gashuku juga merupakan ajang latihan bersama agar dapat lebih profesional secara teknik. Serta mendapatkan mental yang kuat dan soliditas juga sinergi dalam kerja tim untuk melahirkan karateka yang profesional dan berbudi luhur seperti Tri Cita Utama dari TAKO.
“Jadi ini artinya latihan bersama kalau di karate. Untuk mengembangkan teknik-teknik yang sudah dipelajari di Dojo. Tempat-tempat latihan di combine di sini bersama dengan yang lain untuk supaya lebih profesional secara teknik juga mental. Meningkatkan keberanian, dibangun terus soliditasnya, sinergi antara komunikasi, koordinasi dan kolaborasi kolaborasinya di dalam kerja tim.,”.
“Sehingga karateka yang kita hasilkan itu adalah profesional dan berbudi luhur. Perkasa namun tetap rendah hati seperti Tri Cita dari Tako. Sehingga kami lakukan sesuai kebutuhan kami setiap tahun nantinya,” tutupnya.
Sementara itu di tengah-tengah seminar Gashuku dan ujian kenaikan tingkat, dilakukan penyematan DAN Kehormatan Sabuk Hitam kepada tiga Pengurus TAKO yaitu Randy Monthonaro Tampubolon, Dimpos Giarto Valentino Tampubolon dan Tommy William Tampubolon yang dilakukan oleh Dewan Guru Karate-Do TAKO
Indonesia.*BB