Dalam rangka memelihara dan melestarikan budaya Batak, terkhusus Simalungun, Hasadaon Saragih Garingging Boru Pakon Panogolan (HSGBP) Jabodetabek, Banten, Cikarang dan Sekitarnya menggelar Pembinaan Paradaton (Pembinaan Adat) kepada anggotanya, di Hotel Acacia, Anyer, Banten, selama dua hari (6-7/6).
Ketua HSGBP Jabodetabek, Banten, Cikarang dan Sekitarnya, Julinson Saragih Garingging, mengatakan salah satu hal yang menjadi pentingnya kegiatan ini adalah gempuran kemajuan teknologi yang menggerus semua sendi kehidupan, termasuk adat.
“Kami khawatir generasi muda tidak peduli lagi akan adat karena mereka terbuai oleh teknologi, sehingga menjadi tantangan bagaimana kita mempersiapkan generasi penerus untuk jadi raja parhata,” tandasnya.
Pembinaan dalam bentuk simulisasi di antaranya soal laho marhajabuan, parjabu parsahapan, maralop, dan lainnya, dilakukan oleh para pelaku adat (raja parhata). Seluruh pernak-pernik sebuah pesta adat Simalungun dipersiapkan panitia sehingga simulasi sungguh-sungguh seperti sesungguhnya.
Kegiatan pembinaan yang berlangsung sekitar 4 jam ini mendapat apresiasi dari sejumlah peserta, di antaranya Roynaldi Saragih, Sekretaris HSGBP Wilayah Jakarta Timur.
“Sebagai penerus Saragih Garingging saya sangat bersyukur sekali bisa ikut pembinaan ini, karena memperluas wawasan soal adat Simalungun. Senang sekali jika bisa jadi raja parhata dengan ikut kegiatan ini juga,” ujarnya.
Di hari kedua, HSGBP Jabodetabek, Banten, Cikarang dan Sekitarnya, dilanjut dengan Rapat Kerja (Raker), untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan oleh pengurus serta apa yang menjadi program ke depan.*Rel/BB