Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin melakukan peletakan batu pertama Kawasan Industri PT Nusantara Industri Sejati (NIS), di Desa Ranombupulu, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (19/5/2022).
Dalam sambutannya di acara tersebut, Wapres KH Ma’ruf Amin mengaku senang dengan dimulainya pembangunan Kawasan Industri NIS yang sejalan dengan keinginan pemerintah mengembangkan ekosistem kawasan industri modern berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Orang nomor dua di Tanah Air itu meminta pemerintah daerah (Pemda), Gubernur, Bupati agar terus menjaga iklim investasi di Sulawesi Tenggara umumnya, dan Kabupaten Konawe Utara khususnya, selalu kondusif. “Saya minta pengelolaan aspek lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar benar-benar diperhatikan,” ujar Wapres KH Ma’ruf Amin.
Dia menekankan pemerintah mendukung penuh agar iklim investasi di Indonesia semakin baik serta terus mengupayakan peningkatan daya tarik investasi, mulai dari pemberian kemudahan perizinan, fasilitas insentif fiskal dan non fiskal, hingga pemberlakuan larangan ekspor bahan mentah.
Wapres KH Ma’ruf Amin meminta pemerintah daerah dan investor menjalin komunikasi dan sinergi yang baik. “Saya harap nantinya Kawasan Industri NIS dapat bersinergi dengan sektor UMKM. Peluang-peluang usaha baru bagi UMKM perlu dibuka lebar agar kontribusi kawasan industri semakin luas bagi perekonomian daerah dan nasional,” jelas Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-7 (2015-2020) itu.
Sementara itu, Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon menyampaikan, pembangunan smelter merupakan komitmen PT NIS dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor raw material.
“PT NIS berkeinginan yang kuat untuk masuk dalam rencana besar ini dengan cara membangun kawasan industri berbasis Nikel dan membangun Smelter Nikel yang menghasilkan Ferro Nickel sebagai bahan baku untuk pabrik lainnya, dalam bentuk produk turunan seperti Nickel Metal, Ni Powder, Batteries, sampai kepada aplikasi untuk industri otomotif, alat rumah tangga, dan peralatan kesehatan,” kata Nurdin Tampubolon.
Terkait dengan peluang tersebut, dia mengungkapkan, PT NIS akan membangun smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnice (RKEF) dengan kapasitas 500.000 Ton Ferro Nickel (Feni) per tahun, dengan kadar Nikel 10-12 persen. Menurutnya, smelter ini akan dibangun dengan menggunakan luas area tahap pertama yakni 375 Hektar di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Disebutkannya, Pemerintah Sulawesi Tenggara telah mencatatkan besar investasi sepanjang tahun 2021 tercatat Rp27,93 triiiun, melampaui target yang ditetapkan BKPM, dan ini merupakan prestasi Gubernur dan para Bupati, Wali Kota Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dalam kesempatan itu, Nurdin Tampubolon juga menjelaskan kawasan industri dibangun adalah dalam upaya memenuhi kebutuhan sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU). “Di mana UU sudah menyebutkan bahwa sumber daya lokal kita haruslah diolah di dalam negeri untuk nilai tambah di dalam negeri. Kemudian kita harus melakukan suatu kerja untuk melakukan itu. Dalam hal ini sudah diatur di UU Kawasan Industri atau Industrial Park,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia menyebutkan industrial park merupakan suatu kawasan yang menyediakan ruang, tanah, lahan, infrastruktur, maupun kebutuhan lainnya seperti pendidikan, rumah sakit, air, listrik, di mana semua disiapkan di kawasan industri tersebut.
“Kenapa itu digunakan? Ini supaya bagaimana mendapatkan nilai tambah yang besar terdapat kepastian usaha dan lahan, terdapat nilai produk kita yang tinggi di pasar global hanya dengan membuat kawasan industri agar berdaya saing global,” terang Nurdin Tampubolon.
Sebab, lanjut dia, daya saing global merupakan suatu keharusan yang harus dicapai dalam mencapai tujuan nasional serta ikut membangun dunia melalui ekonomi, barang, dan jasa yang berdaya saing di pasar internasional. “Untuk itu, kami dari NT Corp melalui perusahaan Nusantara Industri Sejati (NIS) sudah siap melakukannya. Semua perizinan yang dibutuhkan untuk ini dengan luasan area lahan yang sudah kami peroleh dari pemerintah,” urainya.
Untuk itu, disebutkannya, PT NIS siap melaksanakan pembangunan infrastrukturnya di kawasan industri ini. “Untuk tahap pertama dari group NT Corp akan membangun smelter untuk pemurnian nikel. Di mana pemurnian nikel ini nanti terdiri dari beberapa tujuan. Pertama pemurnian nikel, nanti ada stainless steel, baterai dan lain-lain melalui teknologi Rotary Kiln-Electric Furnice, yang terbaru teknologinya saat ini,” ucapnya.
“Sehingga kami memohon kesediaan Wapres dan juga pemerintah daerah dalam mendukung program – program ini dan juga institusi terkait yang ada di Republik ini,” terang Nurdin Tampubolon.
“Karena program ini adalah program yang sangat besar. Yang mempekerjakan puluhan ribu tenaga kerja dan juga meningkatkan devisa nilai tambah yang sangat besar, sehingga kami tidak bisa bekerja sendiri. Ini harus didukung sepenuhnya oleh daerah, di dukung pemerintah pusat, didukung oleh financial institution, dari perdagangan, dari industri, dan kementerian terkait. Ini adalah usaha yang sangat besar,” cetusnya.
Di mengakui industrial park itu sudah ada beberapa di Indonesia, namun harus dilihat peran aktif kita semua secara nasional untuk ikut berpartisipasi lebih besar lagi. “Kehadiran PT NIS yang diharapkan melakukan agent of change untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Kami percaya ini adalah tujuan mulia meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia di hari- hari yang akan datang, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.”
“Ini akan selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama, kira-kira 7-8 tahun saya kira, kami sudah bisa melaksanakan apabila sinergitas, koordinasi, kolaborasi dan komunikasi kita bersama-sama menyelesaikan program besar ini. Untuk kebersamaan secara sinergis meningkatkan devisa bagi bangsa dan negara Indonesia, dan menampung banyak tenaga kerja di Republik ini,” tukas Nurdin Tampubolon. *BB/DBS