Lembaga riset ekonomi global Mc Kinsey dan BCG memproyeksikan Indonesia kelak akan menjadi negara besar. McKinsey memperkirakan Indonesia akan menjadi negara dengan GDP terbesar ke-7 di dunia tahun 2030. Dengan potensi kue ekonomi yang besar ke depan ini, kita tidak ingin kelak hanya dikuasai oleh segelintir orang.Hal ini dikatakan Sahala Panggabean MBA, Presiden Komisaris Nasari Group, ketika dilakukan Peluncuran dan Diskusi Buku “The Ma’ruf Amin Way” yang ditulisnya bersama Anwar Abbas, Jumat 01 Februari 2019, di Smesco Convention Hall, Jln Gatot Subroto Kav 94, Pancoran, Jakarta Selatan.
“Harus mengedepankan asas keadilan, keumatan (demokrasi ekonomi), dan daya saing (kemandirian) usaha rakyat. Menyongsong kemajuan ekonomi Indonesia ke depan, kami menilai perlunya diiringi dengan semangat membumikan pemikiran KH Ma’ruf Amin,” katanya.
Menurut penerima Satyalancana Pembangunan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2010 ini, KH Ma’ruf Amin adalah salah seorang pemikir Islam yang memiliki perhatian besar terhadap ekonomi umat. Pemikirannya ini dituangkan ke dalam buku The Ma’ruf Amin Way: Keadilan,Keumatan, Kedaulatan yang menceritakan suatu terobosan cara berpikir tata kelola dan praktek kehidupan ekonomi di dalam
masyarakat Indonesia.
Pertama, Keadilan ekonomi didasari ekonomi moral yang memiliki spirit nilai keagamaan, kemanusiaan, dan keadilan sosial (social justice). Dalam menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, ekonomi harus dikelola untuk kemaslahatan bersama. “Di sini, manusia yang ditunjuk oleh Tuhan sebagai pemimpin harus mengelola dunia dengan baik dan adil,” ujarnya. Kedua, Keumatan ekonomi berarti semangat ekonomi kerakyatan (demokrasi ekonomi). Dalam hal ini, KH Ma’ruf Amin memiliki pemikiran tentang tata kelola ekonomi harus berlandaskan pembangunan dari bawah (bottom up economies development), semangat kebersamaan (mutualism), kekeluargaan (gotong-royong), semangat persaudaraan (brotherhood), dan kerjasama (cooperation). “Dengan demikian, ekonomi diharapkan dapat menghasilkan
pemerataan untuk pertumbuhan (equity for growth),” sebutnya.
Ketiga, Kedaulatan ekonomi berisikan semangat nasionalisme ekonomi yang memegang prinsip kemandirian dan memberdayakan yang lemah agar memiliki daya saing. “Pengalaman penjajahan yang tidak menguntungkan bagi bangsa Indonesia menjadi lecutan para pejuang untuk memperjuangkan kemandirian sehingga tata kelola ekonomi yang ingin diciptakan memberikan rasa keadilan bagi rakyat Indonesia,” katanya.
Sahala Panggabean MBA yang merupakan Ketua Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam seluruh Indonesia (Askopindo) ini mengatakan mempraktekkan gagasan The Ma’ruf Amin Way dilakukan dengan studi aplikasi di koperasi, pondok pesantren, dan UMKM. “Koperasi dapat menjadi role model karena berlandaskan semangat kekeluargaan, kerjasama, dan persaudaraan. Untuk itu, koperasi harus didorong menjadi gerakan
ekonomi umat sehingga skalabisnis mereka kian besar dan diterima oleh generasi milenial karena cool,” urainya.Pondok Pesantren didorong sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan dan kewirausahaan yang memberikan kemaslahatan yang lebih besar.
“Agar Pondok Pesantren bisa menjadi menjadi pusat unggulan kewirausahaan, maka buku ini menganjurkan pentingnya membesarkan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren). Sehingga dapat menjadi pusat inkubasi bisnis atau sales channel bagi anggotanya yang memerlukan kerjasama dengan mitra koperasi besar,” ujarnya. Di samping itu, untuk membangun kedaulatan pasar dalam negeri, penting memperkuat UMKM dengan cara membina agar lebih kompetitif serta memanfaatkan platform digital. “Untuk itu, UMKM goes digital. Dengan melek
digital, maka produk UMKM pun akan memiliki pasar yang luas. Semakin luas pasar yang ditarget, mereka semakin besar dan
kompetitif,” pungkasnya. *bb